Departemen Hubungan Internasional melaksanakan kegiatan Lokakarya Kurikulum pembelajaran merdeka belajar melalui Microsoft Team pada Rabu, 13 Mei 2020. Kegiatan ini dilaksanakan atas penerapan kurikulum merdeka belajar bagi mahasiswa departemen Hubungan Internasional.

Lokakarya ini diadakan untuk menyambungkan komuniasi antara stakeholder dalam persiapan menuju kurikulum merdeka. Pentingnya link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri, hak belajar 3 semester mahasiswa di dalam luar perguruan tinggi selama 3 semester atau sebanyak 40 SKS. Dalam 3 semester tersebut mahasiswa dapat membuat program merdeka belajar berupa magang, pengabdian, penelitian, kewirausahaan, kegiatan mengajar di daerah terpencil, studi independen, proyek kemanusiaan, dan pertukaran pelajar. Secara singkat, penerapannya adalah dengan mahasisawa diberi learning experience kepada mahasiswa yang difasilitasi oleh dosen-dosen.

Pembicara pertama dalam kegiatan ini adalah Baiq Lekar Sinayang sebagai perwakilan Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII). Keikutsertaan AIHII juga ikutserta memfasilitasi mahasiswa untuk mengambil hak merdeka belajar dengan meberikan rekomendasi kepada pengambilan tujuh matakuliah seperti teori dan metodologi HI, ekonomi politik internasional, hukum internasional, sistem internasional, politik internasional, kebijakan luar negeri, organisasi dan lembaga internasional. Baiq mejelaskan bahwa terdapat tiga jalur dalam pelaksanaan lintas prodi, lintas kampus dan magang. Sering kali mahaiswa mempunyai keinginan untuk mengambil mata kuliah dari luar program studi mereka. Dalam jalur lintas kampus perlu adanya komunikasi dengan membuka MoU baru antara kampus PTN BH dan PTN BLU. AIHII memberikan Isu teknis menyesuaikan profil lulusan, MoU Prodi Hi dengan stakeholders dan users, dan menyeimbangkan practical skills dan misi universitas.

Muhammad masrofi, S.Sos,M.Si sebagai kepala biro pemerintahan, otonomi daerah dan kerjasama setda provinsi jawa Tengah menjadi pembicara kedua. Kebijakan-kebijakan kampus merdeka yang dicanangkan meteri pendidikan pada tahun ini tentunya akan memberikan stimulus yang berbeda bagi mahasiswa yang melaksanakan tugas magang di instansi pemerintahan. Kebijakan kampus merdeka merupakan kerangka menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman dan siap kerja untuk sukses menurut masrofi. Tidak hanya dalam program magang saja tetapi program-program yang dapat diselaraskan dengan program pemerintah daerah, sehingga terbuka kesempatan untuk pengembangan kapasitas dan potensi mahasiswa dalam kurikulum medeka belajar.

Khasan Ashari yang menjabat sebagai Direktur Sekolah Luar Negeri Pusdiklat Kementerian Luar Negeri menjadi pembicara kegitan menyampaikan peran kemenlu berpartisipasi dalam kurikulum merdeka. Teriakit kampus merdeka dengan kementerian luar negeri dapat mengakomodasi 2 program dari 8 program kampus merdeka yaitu magang parktik dan penelitian/riset Menurut Khasan Ashari. Terkait kampus merdeka adalah pentingnya koordinasi antara stakeholder termasuk antara lembaga pemerintah dari kemendikbud ke kementerian lain yang dapat terkait, sehingga setiap lembaga memperoleh informasi yang lebih rinci mengenai pelaksanaan kampus merdeka. Terkait penelitian menurut Khasan Ashari, Kemenlu memiliki salah satu badan Penelitian dan pengembangan kebijakan yang dapat dimanfaatkan menjadi sarana mahasiswa dalam konteks kampus merdeka dan melaksanakan penelitian di lingkungan kemenlu.

Harapan besar bagi penerapan kampus merdeka adalah bagaimana kurikulum ini dapat menjadi alat bagi mahaiswa untuk mengembangkan minat dan bakat sehingga tercipat link and match antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Tentunya hubungan tersebut diarahkan kepada bagaimana kampus dapat menghasilkan lulusan yang dapat memenuhi kebutuhan industri. Dalam survey yang dilakukan Undip Career Center (UCC) mengajukan beberapa pertanyaan terhadap 189 perusahaan. Hasil survey menunjukkan sekitar 71% perusahaan setuju bahwa lulusan universitas belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain itu, hasil survey juag menunjukkan bahwa beberapa harapan yang tidak dipenuhi oleh lulusan adalah attitude (karakter, personalitas dan mental), kedua adalah kompetensi (skill teknis), ketiga adalah soft skill (komunikasi, kepemimpinan, problem solving, dan decision making) dan terakhir adalah awareness atau kemampuan untuk membahami kondisi.

Lokakarya ini menjadi salah satu media kerjasama antara stakeholder dalam penerapan kurikulum merdeka mulai dari IRUD, AIHII, Pemerintah Daerah, Kementerian Luar Negeri, Alumni, serta mahasiswa dalam memaksimalkan outcome dari program kegiatan dalam kurikulum merdeka.