They went with songs to the battle, they were young,
Straight of limb, true of eye, steady and aglow.
They were staunch to the end against odds uncounted;
They fell with their faces to the foe.
They shall grow not old, as we that are left grow old:
Age shall not weary them, nor the years condemn.
At the going down of the sun and in the morning
We will remember them.
- Ode of Remembrance “For The Fallen”, Lauren Binyon, 1914
Pada tanggal 29 Februari 2024, Program Studi Hubungan Internasional Universitas Diponegoro memulai perjalanan yang sarat makna ke Candi Ereveld, Gajahmada, Semarang. Kunjungan ini menandai partisipasi dari Program Studi Hubungan Internasional (Prodi HI) Universitas Diponegoro dalam mengenang para korban Perang Belanda di Kebun Makam Candi Ereveld. Keturutsertaan HI Undip memenuhi Undangan dari Oorlogs-Graven Stichting sehubungan dengan usaha Departemen dan mahasiswa untuk turut aktif mempelajari langsung mengenai pentingnya pelestarian sejarah dan penghormatan korban perang. Masyarakat umum, dalam hal ini adalah mahasiswa generasi masa kini sudah memasuki generasi yang tidak terpapar dari dampak fisik peristiwa perang secara langsung. Sementara, bekas luka yang disebabkannya masih harus terus dihadapi kita bersama. Maka dari itu, bukan berarti kesenjangan generasi ini menjadi alasan bagi kita untuk tidak mempelajari memori sejarah perang. Bentuk pembelajaran dapat berupa peringatan pengalaman pahit dan penghormatan terhadap korban dan saudara yang gugur, serta pemahaman tentang kejahatan perang dan relevansinya untuk upaya pencegahan konflik tercipta lagi demi membangun dunia yang penuh harapan.
Pada kesempatan kali ini, Oorlogs-Graven Stichting mengundang Prodi HI Universitas Diponegoro untuk berpartisipasi dalam sesi diskusi dengan rombongan keluarga (Pilgrims) yang berkunjung ke Indonesia. Dengan judul “Sesi Mengenang dan Berbagi dengan Oorlogs-Graven Stichting 2024”, acara ini merupakan bagian dari tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh Oorlogs-Graven Stichting. Tradisi tahunan ini dilaksanakan untuk mengenang korban perang negara Belanda yang dikebumikan di makam-makam kehormatan Belanda di seluruh Jawa. Tradisi ini juga bertujuan untuk memfasilitasi ziarah keluarga korban perang Belanda ke makam leluhur mereka di makam kehormatan.
Dalam diskusi ini, Oorlogs-graven Stichting dan HI Undip menetapkan tema tentang perspektif kontemporer mengenai perdamaian dan pentingnya melestarikan sejarah perang sebagai pembelajaran bagi generasi mendatang dalam menjaga perdamaian. Kegiatan diskusi kali ini menjadi inisiatif perdana untuk melibatkan pihak masyarakat umum untuk turut dalam rangkaian acara Erevelden
25 mahasiswa Hubungan Internasional dan 7 dosen pembimbing turut ikut serta dalam acara ini. Pada pukul 10.00 pagi begitu tiba di Makam Kehormatan Candi Ereveld di Semarang, rombongan disambut oleh Ibu Vina, Koordinator Humas Oorlogs-Graven Stichting di Indonesia, dan Bapak Vincentius Agus Santoso, Supervisor Kompleks Candi Ereveld di Semarang. Karena Rombongan Keluarga, Atase Pertahanan Belanda dan Pengurus OGS belum tiba di lokasi, Ibu Vina mengajak para mahasiswa dan dosen untuk mengelilingi kompleks makam, termasuk kunjungan ke Monumen Perdamaian. Sesi tour ini dipimpin oleh Ibu Vina dengan penjelasan-penjelasan mengenai asal usul pembangunan makam kehormatan Belanda ini, sejarah peristiwa perang dari perspektif pasukan militer Belanda dan masyarakat sipil keturunan Belanda, proses asimilasi sosial dan budaya masyarakat Indonesia dan Belanda, serta upaya-upaya diplomasi untuk mewujudkan perdamaian oleh Belanda dan Indonesia pasca perang
Setibanya Rombongan Keluarga, Atase Pertahanan Kedubes Belanda Kolonel Norbert Moerkens, dan Komite Oorglogs-Graven Stichting di lokasi Makam Candi Ereveld, Prosesi Peringatan dan Penghormatan langsung dimulai dengan peletakkan karangan bunga bersama di Monumen Perdamaian. Kegiatan ini menyimbolkan tindakan penghormatan yang mendalam dari tiap peserta yang turut. Para mahasiswa dan dosen mengamati prosesi yang sakral ini dari sisi pendopo Makam Candi, turut serta dalam tanda bela sungkawa.
Prosesi peringatan dan Penghormatan berlanjut di pendopo kompleks makam dengan mendengarkan pidato yang disampaikan oleh Perwakilan Koordinator Oorlogs-Graven Stichting, Kolonel Norbert Moerkens selaku Atase Pertahanan Belanda, dan Konselor Spiritual dari OGS. Pidato yang disampaikan mencerahkan mengenai peristiwa sejarah dari sudut pandang para tentara Belanda pada masa itu, pentingnya keadilan, kebaikan dan kebijaksanaan dalam peperangan, serta tekad bersama untuk selalu mengusahakan pelestarian sejarah demi mencegah konflik di masa depan tidak terulang.
Setelah sesi Mengenang dan Pidato, Rombongan Keluarga dan Komite OGS berdialog langsung bersama dengan mahasiswa dan dosen, diskusi langsung ditujukan untuk peserta bisa saling bertukar pandangan dan perspektif mengenai kenangan perang dan relevansinya dalam upaya menjaga perdamaian. Para mahasiswa disertai Dosen Pilgrims yang hadir dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mempermudah komunikasi demi membangkitkan diskusi dan percakapan yang bermakna. Sesi diskusi dilaksanakan kurang lebih selama 45 menit.
Kegiatan diakhiri dengan ramah tamah bersama tiap peserta yang hadir. Melalui kolaborasi dengan Oorlogs-Graven Stichting, Prodi HI Universitas Diponegoro memperkuat komitmennya untuk memupuk pemahaman, mengenang, dan inisiatif membangun perdamaian, memastikan bahwa pengorbanan masa lalu menjadi pelajaran bagi masa depan yang harmonis. Melalui kegiatan ini pula diharapkan kerjasama dengan Oorlogs-Graven Stichting dapat selalu terjaga melalui inisiasi-inisiasi kegiatan kolaborasi selanjutnya seperti sesi Diskusi hingga kolaborasi penulisan riset bersama.
Kontributor
Maria Jessica Tampubolon
Tim Laboratorium HI
Recent Comments