Semarang, Indonesia – 29 Februari 2024 – Dalam upaya untuk menumbuhkan saling pengertian dan pemulihan, sebuah dialog perdamaian internasional yang mendalam diselenggarakan di Taman Makam Pahlawan Ereveld Candi, di mana keturunan korban perang Belanda dan mahasiswa dari Departemen Hubungan Internasional Universitas Diponegoro (UNDIP) berkumpul untuk merenungkan masa lalu yang traumatis dan membahas pentingnya perdamaian di masa kini dan masa depan.
Sesi yang berjudul “Menghubungkan Generasi: Mengenang dan Membangun Perdamaian Masa Depan”, mempertemukan 33 anggota keluarga korban perang Belanda, yang mencakup empat generasi, untuk memberikan penghormatan kepada leluhur mereka dalam sebuah upacara peletakan karangan bunga. Tindakan simbolis ini dilanjutkan dengan diskusi yang memantik pemikiran yang dipimpin oleh Kolonel Norbert Moerkens, Atase Pertahanan dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, dan Eveline de Vink, Direktur Oorlogsgravenstichting Indonesia.
Tujuan dari acara ini adalah menciptakan ruang untuk refleksi kolektif mengenai masa lalu bersama tentang konflik dan kolonialisme sekaligus menekankan pentingnya rekonsiliasi dan pembangunan perdamaian. Kehadiran sekitar 25 mahasiswa UNDIP, banyak di antaranya adalah keturunan dari mereka yang terdampak perjuangan kemerdekaan Indonesia, menambahkan perspektif generasi yang krusial ke dalam wacana ini.
Dalam program yang tersusun dengan cermat, para peserta diundang untuk terlibat dalam diskusi kelompok kecil yang intim dan terfasilitasi, di mana mereka berbagi kisah pribadi, merenungkan dampak perang terhadap keluarga mereka, dan membicarakan pentingnya perdamaian. Acara ditutup dengan refleksi kolektif, menegaskan kembali pentingnya mengenang masa lalu untuk memastikan masa depan yang damai.
Sorotan Utama Acara:
- Upacara Peletakan Karangan Bunga: Anggota keluarga korban perang, bersama Kolonel Moerkens, memperingati para prajurit yang gugur dengan peletakan karangan bunga secara khidmat.
- Diskusi Kelompok Kecil: Dialog terfasilitasi antara keturunan korban perang Belanda dan mahasiswa UNDIP menciptakan ruang untuk empati, refleksi, dan pertukaran lintas budaya.
- Refleksi Bersama: Mahasiswa dan peserta merenungkan bagaimana pembelajaran tentang kengerian perang dapat menginspirasi upaya perdamaian di masa depan.
Tentang Oorlogsgravenstichting (OGS):
Oorlogsgravenstichting adalah yayasan Belanda yang bertanggung jawab mengelola makam korban perang Belanda di Indonesia. Misi mereka adalah menjaga sejarah dan kenangan mereka yang telah mengorbankan nyawa, serta mempromosikan rekonsiliasi dan saling pengertian antarbangsa.
Dialog ini tidak hanya menawarkan kesempatan untuk pemulihan tetapi juga membantu menjembatani perbedaan generasi dan budaya, memperkuat tanggung jawab bersama dalam menumbuhkan masa depan di mana perdamaian dan saling menghormati terwujud.






0 Komentar