UNDIP Memperkuat Peran Global melalui Partisipasi dalam ICCS 2025 dan Young Leaders Programme di Singapura

Posted by Web Admin

July 15, 2025

Sebagai bagian dari Program World Class University (WCU) 2025, Dr. Nadia Farabi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro, mengambil bagian dalam International Conference on Cohesive Societies (ICCS) dan Young Leaders Programme (YLP) yang diselenggarakan di Singapura pada tanggal 24-28 Juni 2025. Diselenggarakan oleh S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Nanyang Technological University, dan didukung oleh Kementerian Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Singapura (MCCY), ICCS merupakan sebuah forum tingkat tinggi yang mempertemukan para akademisi, pembuat kebijakan, dan praktisi untuk mendiskusikan strategi-strategi utama dalam memperkuat integrasi sosial dalam masyarakat yang beragam.

Dengan tema “Masyarakat yang Bersatu, Masa Depan yang Tangguh,” ICCS 2025 mengeksplorasi tiga pilar utama: Membongkar Multikulturalisme, Mengatasi Ketidakpastian, dan Menempa Ketahanan Masyarakat. Sesi ini diperkaya dengan pidato utama dari para pemimpin global termasuk Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam dan Sultan Nazrin Shah dari Malaysia, di samping para cendekiawan dan pakar terkemuka seperti Prof. Nasaruddin Umar (Indonesia), Prof. Colleen Ward (Selandia Baru), dan Dr. Farabi secara aktif berpartisipasi dalam sesi pleno, diskusi panel, dan lokakarya tematik yang membahas isu-isu global yang mendesak seperti polarisasi, fragmentasi sosial, dan peran kebijakan publik dalam mendorong masyarakat yang inklusif.

Setelah konferensi utama, Dr. Farabi bergabung dengan Young Leaders Programme, sebuah program intensif yang dirancang untuk mendorong dialog, kepemimpinan, dan kolaborasi di antara para pemimpin baru di berbagai wilayah dan sektor. Program ini menampilkan berbagai kegiatan interaktif termasuk simulasi berbasis teater, lokakarya perencanaan skenario, dan sesi pendalaman budaya. Para peserta bekerja sama untuk mendiskusikan tanggapan inovatif terhadap tantangan-tantangan seperti diskriminasi berbasis identitas, intoleransi agama, dan pengucilan sosial. Dr. Farabi berkontribusi secara aktif dalam diskusi kelompok, berbagi perspektif tentang pendidikan lintas budaya dan pentingnya platform digital dalam mempromosikan narasi inklusif.

Partisipasi dalam ICCS dan YLP memberikan manfaat akademis dan institusional yang berharga. Bagi Dr. Farabi, konferensi ini berfungsi sebagai platform untuk refleksi ilmiah dan membangun jaringan, memperkaya pengembangan naskah penelitiannya yang saat ini sedang dalam proses peninjauan di Australian Journal of Human Rights. Di tingkat institusional, program ini meningkatkan visibilitas internasional Universitas Diponegoro dan membuka peluang baru untuk kolaborasi akademik, termasuk potensi penelitian lintas batas dan pertukaran dosen.

Ke depannya, hasil dari keterlibatan ini akan diintegrasikan ke dalam agenda internasionalisasi Universitas Diponegoro melalui tindak lanjut yang terstruktur seperti pelaporan ke program WCU, penjangkauan ke mitra internasional baru, dan penggabungan wawasan baru ke dalam strategi pengajaran, penelitian, dan publikasi. Partisipasi UNDIP dalam ICCS dan YLP menggarisbawahi komitmen berkelanjutan universitas terhadap keterlibatan global, beasiswa inklusif, dan kepemimpinan dalam mengatasi tantangan masyarakat melalui penelitian dan dialog.

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar

You cannot copy content of this page