Selasa 27 Oktober 2020, Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro menyelenggarakan sebuah webinar dengan topik Progress toward the Sustainable Development Goals and Climate Change Agendas in Southeast Asia and ASEAN. Webinar kali ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu Dr. Hartuti Purnaweni, MPA (Head of The Environmental Science Doctoral Program Diponegoro University), Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M. SC. (Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), dan Prof. Dr. Ronald Holzhacker (Professor of Comparative Multilevel Governance and Regional Structure University of Groningen). Webinar ini dimoderatori oleh Marten Hanura, S.IP, M.PS selaku sekertaris Program Studi Hubungan Internasional Universitas Diponegoro dan direspon oleh Drs. Tri Cahyo Utomo, MA selaku dosen senior Departemen Hubungan Internasional Universitas Diponegoro.
Diawali dengan pemaparan materi oleh Dr. Hartuti Purnaweni, MPA yang menjelaskan upaya yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah untuk membangun ketahanan masyarakat melalui PROKLIM. Terkait dengan peribahan iklim yang terjadi, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan iklim dan wilayah daratan yang beragam dihadapkan terhadap beberapa ancaman seperti ancaman naiknya permukaan air laut. Kondisi ini kemudian diperparah dengan kurangnya kapabilitas masyarakat Indonesia dalam mengelola air dan deforestasi yang terjadi. Maka dari itu, pemerintah kemudian membentuk sebuah program bernama Program Kampung Iklim atau Proklim. Maka dari itu, dengan pembentukan Proklim, Indonesia diharapkan dapat mencegah terjadinya perubahan iklim.
Selanjutnya, pemaparan materi dari bapak Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M. SC melalui tayangan video. Sama seperti apa yang telah disampaikan oleh Dr. Hartuti Purnaweni, Indonesia adalah negara yang sangat rentan terhadap dampak yang diakibatkan oleh perubahan iklim. Maka dari itu, dibutuhkan pelaksanaan adaptasi dan mitigasi untuk mencegah terjadinya perubahan iklim. Salah satu upaya adaptasi yang kemudian dilakukan oleh KLHK adalah dengan menambahkan aspek perubahan iklim di dalam susunan dokumen NDC. Sedangkan dalam tingkat regional, KLHK selama ini telah menjadi National Vocal Point bagi AWGCC, ASOEN, dan AWGFCC.
Pemaparan materi dari narasumber ketiga, yaitu Prof. Dr. Ronald Holzhacker yang menjelaskan bagaimana tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh PBB dapat berperan sebagai kerangka kerja bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN untuk mengatasi isu ketidaksetaraan yang terjadi. Tujuan pembangunan berkelanjutan ternyata juga memiliki keterkaitan yang erat dengan Visi Komunitas ASEAN tahun 2025. Meskipun begitu, keterlibatan dari para aktor non negara dalam ASEAN juga masih terbatas. Maka dari itu, terdapat tantangan yang harus dipenuhi oleh negara ASEAN seperti untuk menggeser tujuan yang telah disepakati secara internasional kepada national institutional arrangements, melaksanakan implementasi multi-level, dan untuk lebih melibatkan peran aktor non negara. Melalui kegiatan webinar ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswa hubungan internasional perihal tantangan apa saja yang muncul akibat terjadinya perubahan iklim, lalu bagaimana peran pemerintah Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, dan kaitannya dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh PBB dan agenda ASEAN itu sendiri.
Recent Comments