Semarang (06/03) – Departemen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) menggelar Kuliah Tamu dengan tema “Navigating Trade and Investment Agreements: The Role of INGO in Mineral Transition Issue for Renewable Energy Sustainability.” Acara ini berlangsung pada hari Rabu, 6 Maret 2024, di ruang PKM Gedung D FISIP Undip.

Kuliah Tamu kali ini menghadirkan pembicara utama, Rachmi Hertanti, S.H., M.H., yang merupakan perwakilan dari The Transnational Institute. Dalam materi presentasinya, Rachmi menguraikan beberapa aspek krusial terkait transisi mineral untuk mendukung keberlanjutan energi terbarukan.

Rachmi memaparkan hasil laporan International Renewable Energy Agency (IRENA) yang menekankan pentingnya meningkatkan penawaran dan permintaan teknologi energi terbarukan, seperti Solar PV, turbin angin, dan baterai kendaraan listrik. Menurut laporan International Energy Agency (IEA) 2021, peningkatan permintaan teknologi bersih ini akan memerlukan peningkatan ekstraksi mineral enam kali lipat pada tahun 2040.

Beberapa poin penting lainnya yang disoroti dalam kuliah tamu ini mencakup disrupsi rantai pasok global mineral penting, meningkatnya praktik ekonomi nasionalisme dan proteksionisme, serta dampak ekspansi tambang dan smelter nikel di Indonesia. Rachmi juga membahas investasi dalam kegiatan hilirisasi industri sebagai bagian dari upaya mematuhi UU Pertambangan dan Batubara.

Lebih lanjut, kuliah tamu ini juga membahas ekspansi kerjasama perdagangan dan investasi sebagai strategi untuk mengamankan rantai pasok bahan baku mineral. Poin terakhir mengenai perlindungan investasi dan mekanisme ISDS (Investor-State Dispute Settlement) dijelaskan melalui laporan UNCTAD tahun 2022, yang menyoroti tren gugatan ISDS terkait kebijakan perlindungan lingkungan di berbagai negara.

Dalam konteks domestik, Rachmi menyoroti larangan ekspor dan persyaratan pemrosesan domestik yang diterapkan Indonesia sebagai upaya untuk menggerakkan hilirisasi industri. Ini sesuai dengan perkembangan global di mana negara-negara semakin berfokus pada keberlanjutan dan keamanan rantai pasok bahan baku mineral.

Kegiatan Kuliah Tamu ini tidak hanya bertujuan menyampaikan informasi mengenai isu-isu krusial terkait transisi mineral untuk energi terbarukan, namun juga memberikan pemahaman kepada mahasiswa Departemen Hubungan Internasional FISIP Undip mengenai peran lintas batas perdagangan dan investasi dalam akses yang adil dan keberlanjutan energi terbarukan. Selain itu, peran organisasi non-pemerintah (INGO) dalam advokasi dampak sosial industri ekstraktif turut menjadi fokus untuk memberikan wawasan pada mahasiswa terkait tanggung jawab sosial korporasi.

Diakhir kegiatan Kuliah Tamu ini, suasana semakin hidup dengan adanya interaktif diskusi yang melibatkan mahasiswa Departemen Hubungan Internasional FISIP Undip. Mahasiswa aktif bertanya, menyampaikan pendapat, dan berbagi ide terkait isu transisi mineral untuk keberlanjutan energi terbarukan. Kehadiran komunikasi dua arah ini menjadikan Kuliah Tamu kali ini lebih dinamis dan memberikan ruang bagi pemahaman yang lebih mendalam.

Selain itu, ada dua mahasiswa beruntung, Fahrel dan Fatih, yang secara aktif berpartisipasi dalam diskusi. Keduanya berhasil memperoleh hadiah berupa buku sebagai apresiasi atas keaktifan mereka dalam menjawab pertanyaan dan menyampaikan pandangan mereka. Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa interaksi antara pembicara dan mahasiswa dapat memberikan nilai tambah pada kegiatan akademis seperti Kuliah Tamu, menciptakan pengalaman belajar yang lebih berkesan bagi peserta.