Memperingati the International Day of Innocent Children Victims of Aggression dan The United Nations International Day in Support of Victims of Torture, mahasiswa dari mata kuliah Kejahatan Perang Angkatan 2021 Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) menyelenggarakan aksi damai yang dilaksanakan di pelataran Gedung D Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tanggal 6 Juni 2024.

Aksi damai tersebut mengangkat tema “Voices of IRUD”, memberikan sarana bagi mahasiswa Hubungan Internasional FISIP Undip untuk menyuarakan opini dan aksi untuk korban peperangan dan konflik di Palestina dan Ukraina. Aksi ini dicetuskan dan diselenggarakan oleh dosen pengampu yakni Dr. Dra. Reni Windiani, M.S. dan Anjani Tri Fatharini, S.IP, M.A. untuk menutup perkuliahan di kelas Kejahatan Perang dengan aksi berbasis nirkekerasan dan mengedepankan kreativitas mahasiswa dalam berkampanye serta memberikan orasi.

            Aksi ini dibagi menjadi 6 orasi yang dipraktikkan oleh 6 kelompok mahasiswa. Dimulai oleh Kelompok 6 yang membawakan orasi dengan tema “Ecocide is Genocide” yang membuka mata audiensi terhadap ekosida yang terjadi di Ukraina sebagai dampak dari agresi militer Rusia. Dilanjutkan oleh Kelompok 1 dengan tema “For Every Life: A Tribute to Palestinians” yang menyuarakan sebuah pidato sebagai persembahan untuk warga Palestina. Aksi ini dilanjutkan oleh Kelompok 4 dengan tema “Echoes of Despair: The Russia-Ukraine Conflict Through Their Eyes” yang membawakan sandiwara yang menggambarkan konflik Rusia-Ukraina melalui mata warga Ukraina. Kelompok keempat yang memberikan suaranya adalah Kelompok 5 dengan tema “ICC 4 Palestine” yang mempertanyakan keberadaan mahkamah internasional dalam genosida warga Palestina. Kemudian, diikuti oleh Kelompok 2 dengan tema “Weapons Silent, Trauma Resilient” yang mengingatkan audiens terhadap penderitaan korban peperangan, dan bagaimana trauma yang dirasakan mempengaruhi mereka. Diakhiri oleh Kelompok 3 dengan tema “Voices of Justice: International Solidarity for Israel-Palestine” yang menyuarakan pengingat untuk selalu menunjukkan solidaritas kita sebagai warga komunitas internasional untuk Palestina.

            Rangkaian aksi damai ini ditutup oleh dosen pengampu dengan pengambilan dokumentasi berupa foto dan video bersama seluruh peserta. Dengan berlangsungnya aksi ini, harapannya, agenda-agenda semacamnya akan lebih mengasah kepekaan dan kritisisme mahasiswa terhadap isu-isu kemanusiaan kedepannya.